Judi Bola Piala Dunia: Qatar Diserang Isu Non Sepak Bola di Piala Dunia 2022

Judi Bola Piala Dunia: Qatar Diserang Isu Non Sepak Bola di Piala Dunia 2022 – Warung8 agen judi bola piala dunia, Perhelatan Piala Dunia 2022 tidak bisa mengabaikan isu-isu yang jauh dari lapangan. Banyaknya aturan penyelenggara Piala Dunia 2022, Qatar, menuai reaksi dunia internasional. berbagi aturan yang langsung ditanggapi oleh komunitas global, seperti larangan semua penonton mengenakan pakaian terbuka di luar dan di dalam stadion, larangan mengenakan ban kapten pelangi di langit, serta masalah hak asasi manusia dan larangan penjualan bir di sekitar stadion. Qatar mengatakan peraturan ditegakkan agar budayanya tidak terpengaruh secara negatif. Menanggapi hal tersebut, pendiri Football Institute Budi Setiawan mengatakan bahwa isu LGBT, miras, HAM, dll. di Piala Dunia Qatar, negara peserta dan penggemar harus mematuhi aturan yang berlaku untuk Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia.

Ada moderasi yang tercapai, tapi yang tidak ingin Qatar menjadi tuan rumah memilih untuk tidak melihatnya. “Seperti ban kapten, misalnya. FIFA menawarkan 2 ban kapten alternatif, selain ban kapten pelangi (simbol LGBT) dan satu dengan warna kontras dengan yang dikenakan oleh tim. Jadi, setiap tim peserta bebas memilih, sama seperti Hugo Lloris memilih tidak memakai ban kapten pelangi karena menghormati Qatar sebagai negara tuan rumah,” kata Budi Setiawan kepada Bola.com, Minggu (20/11/2022). Budi Setiawan mengatakan jelas bahwa Qatar sebagai negara Islam melarang bir, namun mereka memahami bahwa FIFA juga memiliki kontrak dengan pihak ketiga, yaitu Budweiser, sehingga Qatar juga harus menghormatinya. Bir pasti tidak akan dijual bebas selama Piala Dunia. Namun ada beberapa pengecualian, misalnya suporter stadion dapat membeli bir mulai H-3 pagi hingga H+1 di area sekitar stadion atau di area taman kota yang dikhususkan untuk suporter. Atau, jika Anda memiliki cukup uang, penggemar dapat menikmati bir sambil menonton pertandingan di lounge perhotelan seharga £19.000 atau setara / Rp300.000.000,- (tiga ratus juta)

“Masalah hak asasi manusia juga meningkat, yang saya tidak ingin berkomentar terlalu banyak. Tempat turis asing di piramida Mesir juga telah memakan banyak korban. Tapi mereka yang berfoto di sana tetap tertawa dan tersenyum,” katanya. Menurut pria berkacamata ini, ada terlalu banyak masalah non-sepak bola di Piala Dunia 2022 di Qatar, sehingga kejuaraan dunia yang heboh kali ini tidak mendapatkan visibilitas sebanyak kali ini dibandingkan sebelumnya. Kata Budi Setiawan lagi ketika Piala Dunia biasanya diadakan pada bulan Juni atau Juli, kini dipindahkan ke November dan Desember karena penyesuaian iklim dan cuaca. beradaptasi,” katanya. “Demi permainan, masalah non-sepak bola harus dikesampingkan. Sehingga para pemain bisa lebih fokus memikirkan pertandingannya,” kata Budi Setiawan. Silakan baca juga artikel menarik lainnya dengan klik disini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *